PANCA INDERA
Panca Indera Tuhan ciptakan sebagai alat bantu dalam menjalankan kegiatan sehari-hari manusia. Salah satu tujuannya ialah mengumpulkan informasi untuk memberikan respons terhadap apa yang diketahui. Mata untuk melihat, kuping untuk mendengar, kulit untuk meraba, hidung untuk mencium, lidah untuk merasakan.
Bagi kaum empirisme, pengalaman Indraw adalah segalanya. Mereka akan memvalidasi sebuah kebenaran hanya jika apa yang mereka ketahui dari Panca Indera, selain itu tidak. Karenanya, mereka menolak disiplin ilmu metafisik, yang menjadi kajian rivalnya, rasionalisme.
Dalam pandangan Islam, penetapan kebenaran yang di lakukan kaum empirisme tidak bisa di benarkah. Sebab mereka hanya berfokus pada dunia fisik, tidak sampai metafisik. Mereka tidak mau memikirkan keseluruhan realitas yang ada di dunia ini.
Namun, ada hal yang menarik bagi saya mengenai ideologi kaum empirisme. Mereka tidak akan mau mengurus sesuatu jika tidak terferifikasi oleh Panca Indera mereka. Alhasil, mereka tidak mungkin memiliki dugaan yang aneh-aneh terhadap orang lain, apalagi orang yang tidak di kenali kecuali apa yang mereka dapatkan dari Panca Indera mereka.
Para penerus David Hume akan berhati-hati dalam menanggapi sesuatu, mereka tidak akan melebihi kapasitas yang didapat kan oleh Panca Indera mereka sendiri. Dari sini, sebenarnya merupakan riyadhoh bagi seseorang agar tidak mudah menimbulkan prasangka terhadap orang lain. Prasangka adalah malapetaka. Seseorang akan melulu mencari keburukan dari orang lain. Perihal ini, sudah di ingatkan dalam surat Al hujurat ayat 12:
اَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
Tidak berprasangka buruk merupakan ibadah batiniah, karena berkaitan dengan hati (jiwa) seseorang. Jika memang hati seseorang sangat kotor, ia akan mudah sekali berburuk sangka terhadap orang lain serta kesalahan-kesalahan lainnya. Imam Ghazali meresahkan fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat mengapa ibadah batiniah itu tidak setara dengan ibadah dhohiriah seperti yang di ungkapkan beliau di dalam kitab Minhajul Abidin sebagai berikut:
فما لك اقبلت علي الصلاة او الصوم وتركت هذه الفرائد والامر بهما من رب واحد في كتاب واحد بل غفلت عنها
Mengapa Anda sangat condong terhadap (ibadah dhohiriah) Shalat atau puasa sampai melupakan kewajiban yang sudah di sebutkan (yang di maksud adalah tawakal, syukur, sabar, ikhlas. Dan saya menambahkan tidak berburuk sangka). Adapun perintah ini di perintah oleh tuhan yang sama di dalam kitab yang sama, lantas mengapa Anda melupakan itu semua?
Oleh karena itu, persepsikan orang lain tergantung apa yang di dapatkan dalam Panca indra kita. Jika tidak ada informasi yang di serap, ya sudah. Sudah cukup memersepsikan orang lain. Karena sebenarnya kita tidak tahu apa-apa mengenainya. Mungkin ini merupakan semacam ibadah batiniah seseorang. Dengan menahan untuk menggunjing atau bahkan ghibah dengan landasan Panca Indera kita hanya menangkap hal yang seadanya.
Wallahu a’alamu bisshoab
0 Response to "PANCA INDERA"
Post a Comment