SIMURGH DAN TIGA PULUH BURUNG

Gambaran burung simurgh yang sangat agung 

Simurgh (=si-murgh; si:30, murgh: burung) adalah burung  legenda yang sering di ceritakan dalam mitologi dan sastra Persia. Ia di nisbatkan dengan watak yang baik hati. Kadang-kadang burung ini di sandingkan dengan burung legenda lainnya seperti burung Phoenix dan Huma.

Namun Simurgh bukan sekedar budaya yang turun temurun. Ia adalah raja yang di rindukan oleh semua burung-burung di dunia ini.

Konon, tatkala semua burung ada di dalam perundungan antara satu sama lain, mereka mengadakan sebuah perkumpulan dan saling mengadukan masalah mereka akibat perpecahan dan perbenturan. Mereka tidak mempunyai seorang pemimpin yang menjadi peionir dalam persatuan. Padahal bangsa-bangsa lainnya selalu memiliki pemimpin.

Kemudian datang sesosok burung Hud-Hud, yang akan mengantarkan mereka pada suatu hal yang sangat diinginkan semua burung itu. Burung Hud-Hud menegaskan bahwa raja kita adalah Simurgh. Karena sehelai bulunya yang jatuh ke dunia ini, maka jadilah berbagai jenis-jenis burung di muka bumi ini.

Setelah mendengar orasinya, seketika semua burung di liputi rasa kerinduan yang meluap-luap.

Di ceritaken bahwa segala rintangan di lalui hingga tersisa hanya tiga puluh burung (si, murgh) saja. Hampir-hampir saja mereka binasa sebab cobaan-cobaan yang di lewatinya. Kemana burung lainnya? Mereka tergoda dan kalah dari rintang dan cobaan picik yang sudah di laluinya. Nasib mereka sungguh naas, sehingga tidak dapat bertemu dengan Sang Agung yang di elu-elukan itu.

Akhirnya tiga puluh burung yang berhasil melewati segala cobaan, melihat Simurgh mengepakkan sayap indahnya di depan mata mereka. Setelah melihat sekilas wajah Simurgh, tiga puluh burung ini semakin merenungi wajah sesama mereka masing-masing, dan mereka yakin bahwa paras dari Simurgh dengan paras mereka itu sama. Sehingga mereka sadar kalau Simurgh adalah mereka sendiri. Raja yang di cari-cari selama ini ternyata ada dalam diri ketiga puluh burung itu. Mereka benar-benar mengosongkan secara total esensi yang ada lalu melebur bersama Sang Simurgh yang di rindukan.

Sebelum aku sadar, aku berharap raga ini di ubah menjadi burung supaya dapat mengikuti jejak ketiga puluh burung itu untuk menemui Sang Simurgh. Andaikata tak mampu, mungkin dengan cita-citaku, aku bisa ber-muwajjahah dengan burung agung itu.

المرء يطير بهمته كالطير بجنحيه

Di saat aku tersadarkan, ternyata Simurgh sudah bersangkar dalam diriku sedari dulu lamanya. Ia terlihat menantiku dengan pancaran segala estetika yang ada. Seperti tiga puluh burung tadi, aku yakin bahwa aku dan Simurgh adalah “Aku” yang sama!

Oh, Simurgh, teruslah ada dalam diriku meskipun itu bayang-bayangmu

Wallahu a’alamu bisshoab

Shofi Mustajibullah Saya Shofi Mustajibullah lulusan SDN Dipenogoro Gondanglegi, SMPN 01 MOJO, SMAN 01 MOJO, PONPOES Al-falah. Saat ini masih mengenyam pendidikan di Universitas Islam Malang dan Pondok Pesantren Kampus Ainul Yaqin

Related Posts

0 Response to "SIMURGH DAN TIGA PULUH BURUNG"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel