METODE BAHAGIA NOL RUPIAH
Tindakan kriminal seperti bunuh diri, konsumsi narkoba merupakan imbas dari perasaan tidak bahagia seseorang. Tindakan-tindakan tersebut diambil sebagai pelarian atas realita kehidupan seseorang yang dianggapnya jenuh
Karena umat manusia sadar akan takut tidak bahagia dengan segala konsekuensinya, tujuan hidup banyak orang hanya untuk bahagia. Sebab ketika rasa bahagia itu datang, ketenangan, kedamaian, kesejahteraan pun menyertainya.
Sederhana, untuk menjauhi ketidakbahagiaan seseorang harus bahagia. Yap, sesederhana itu.
Namun, karena manusia diciptakan oleh indera yang kerap kali menipu, sering kali kebahagiaan diasosiasikan dengan materi. Bisa itu pencapaian, pangkat, status, terlebih-lebih uang.
Jika kembali pada tujuan awal manusia yang adalah bahagia, kenyataannya banyak sekali ditemui orang yang terobsesi mendapatkan materi-materi terlebih uang untuk menjadi bahagia. Menurutnya, dengan mendapatkan materi sebanyak-banyaknya, seseorang akan benar-benar menjadi bahagia.
Padahal nih, ambisius gila mendapatkan resource materi sebanyak-banyaknya adalah langkah paling mutakhir untuk menjadi tidak bahagia. Yap, ironis kan. Orientasi awal ingin bahagia, tetapi sebenarnya hal tersebut adalah ketidakbahagiaan itu sendiri.
Bentar-bentar, kok bisa? Bukannya punya duit lebih bahagia daripada tidak punya ya? Benar. But, yang perlu diketahui bahwa materi seperti uang bukan muara dari kebahagiaan. Kalau pada kondisi tertentu gak punya uang sama sekali katakanlah, apa yang terjadi kalau bukan tidak bahagia.
Misalkan materi lainnya seperti jabatan. Kalau sudah mati-matian memperjuangkan karir, selalu on time, kinerja luar biasa, memiliki inovasi terbarukan, eh ternyata bos gak peka biar naik jabatan, ya kan jadinya gak bahagia.
Kalau anda punya opportunity, kesempatan, relasi ya silahkan cari materi semaksimal mungkin, Tapi sekali lagi, bukan tujuan utama ya. Semua hal tersebut hanya sebagai tool atau alat untuk bahagia.
Namun, materi tetap bisa habis. Materi akan lenyap pada waktunya. Kendatipun sebagai alat, bisa jadi kita terpaku padanya. Lama kelamaan, pada akhirnya meta materi menjadi tujuan kebahagian akan terpapar juga.
Belum lagi intervensi hal-hal eksternal. Banyak perkara perkara diluar kendali kita yang tidak jara berpengaruh pada kadar kebahagiaan. Naasnya, segala sesuatu diluar kendali yang harusnya tak perlu terlalu dipikirkan, tak jarang membelenggu kebahagiaan seseorang.
Demikian fenomena ketidakbahagiaan yang lazim terjadi. Untuk menjauhi rasa tak bahagia, ya harus bahagia. Tapi gimana caranya?
Terdapat satu metode bahagia yang lebih efisien. Bahkan metode ini tidak berdasarkan materi sepeserpun. Metode ini saya sebut "Metode Bahagia Nol Rupiah". Kerangka metode ini saya serap atau adaptasi dari gagasan Imam Ghazali tentang kebahagian yang sejati dalam kitabnya, "Kimiyaus Sa'adah".
Metode Bahagia Nol Rupiah bertumpu pada tiga aspek dalam diri manusia. Pertama aspek Pengetahuan (Knowledge), Penguasaan amarah (Temprament Control), Penguasaan hasrat (Self Control). Menariknya, ketiga komponen itu sudah ada dalam diri manusia sedari lahir.
Pertama-tama Al-Ghazali mengilustrasikan fase tidak bahagia seseorang bermula dari sendiri. Ketika salah satu aspek terlalu dominan semisal penguasaan hasrat, alhasil akan menjadikan seseorang yang rendah.
Begitu juga dengan terlalu dominannya penguasaan amarah akan menjadikan seseorang yang memiliki tensi tinggi. Seperti yang kita tahu, orang dengan kapasitas diri yang rendah dan memiliki tensi tinggi, sudah dipastikan hidupnya tidak bahagia!
Maka, idealnya ketiga aspek yang mampu mengantarkan seseorang kepada kebahagiaan sempurna harus dalam kondisi stabil. Pada pengetahuan (Knowledge), ketika penguasaannya dalam kondisi stabil, maka akan mengantarkan seseorang pada hidayah (mendapatkan petunjuk atas perkara yang dicari).
Biasanya, bila penguasaan pengetahuan tidak dalam keadaan optimal, tentu seseorang akan memiliki kapasitas bodoh. Orang-orang bodoh adalah orang yang paling tidak bahagia.
Pada penguasaan amarah (Temprament Control), ketika terlalu dominan akan menjadikan seseorang mudah untuk menganiaya bahkan sampai membunuh. Potensi untuk terjadinya kekerasan fisik bahkan tindakan kriminal.
Jika minim penguasaan terhadap amarah, akan menjadikan lenyapnya cita-cita dan semangat. Akan tetapi, dalam kondisi stabil seseorang akan memiliki karakter yang penyabar, pemberani dan bijaksana.
Pada penguasaan hasrat (Self Control), tatkala terlalu dominan akan menjadikan seseorang yang fasik dan durhaka. Nafsu, sahwat, birahi akan menyelimuti diri seseorang yang tak mampu menguasai hasrat secara stabil.
Ketika terlalu minim dalam penguasaan hasrat dapat menyebabkan munculnya sifat lemah dan lesu. Sama seperti sebelumnya, jika penguasaan hasrat dalam kondisi stabil, efeknya dapat menjadikan seseorang yang sederhana, bersahaja dan qanaah.
Bayangkan, ketiga aspek dalam diri seseorang tadi secara bersamaan ada dalam kondisi stabil. Langkah menjadi manusia dengan kebahagiaan sempurna mungkin untuk digapai.
Seseorang akan memiliki taraf kecerdasaan yang mumpuni, kemudian menjadi sosok yang bijaksana, pun hidup secara bersahaja. Kurang bahagia apa coba?
Sekali lagi, komponen untuk menggapai bahagia paripurna bukan dari eksternal manusia. Melainkan ada dalam diri manusia itu sendiri. Bahkan sedari lahir.
Lalu anda mau mencari kebahagiaan seperti apa, kalau disaat ini anda memiliki sumber daya bahagia.
Aksi sederhana dalam Metode Bahagia Nol Rupiah, stabilkan aspek Pengetahuan (Knowledge), Penguasaan amarah (Temprament Control), Penguasaan hasrat (Self Control). Maka anda akan benar-benar merasakan sebuah kebahagiaan yang seakan utopia, seakan tak mungkin bisa digapai.
Selain itu, metode ini juga dapat mengelola beban mental yang sering mengganggu kesejahteraan seseorang. Menjadi tidak mudah stress, kesehatan mental terjaga, dan pikiran senantiasa dalam keadaan jernih.
Semoga kita senantiasa diberi kebahagiaan. Amin
0 Response to "METODE BAHAGIA NOL RUPIAH"
Post a Comment